Skip to main content

Kamojang Lebih Dalam

Kampung Pangkalan, Kamojang

Masih tentang Kamojang, dan kali ini penulis akan coba bahas lebih dalam tentang Kamojang. Dusun Kamojang yang masuk dalam wilayah Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupeten Bandung, terdiri dari dua Rukun Warga (RW) yaitu RW 06 dengan empat Rukun Tetangga (RT) dan RW 07 dengan tiga Rukun Tetangga (RT). Dari data terakhir yang didapat dari beberapa kader PKK, angka penduduk Kamojang saat ini sudah mencapai ± 1350 jiwa, belum termasuk pendatang yang menetap dan melaporkan kepindahannya kepada aparatur setempat. Dari jumlah tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa angka penduduk bertambah dari tahun ke tahun.

Adanya dua perusahaan besar di Kamojang membuka peluang yang cukup besar untuk penduduk Kamojang yang mempunyai tingkat pendidikan yang cukup serta keahlian untuk mencoba peruntungannya mendapat peluang bekerja didua perusahaan tersebut. Dan Alhamdulillah, sebagian penduduk bisa mendapat kesempatan untuk jadi bagian dari perusahaan sebagai pegawai maupun tenaga kontrak alias outsouching. Sekalipun penulis sendiri belum dapat kesempatan itu, tapi ngga apa-apa, mungkin lain waktu dan kesempatan, sambil tetep ngarep bisa kerja juga disalah satu perusahaan itu…hehehe

Letak geografis Kamojang yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian membuat sebagian besar penduduk mencoba peruntungannya sebagai petani, karena memang sesepuh-sesepuh yang pertama datang di Kamojang adalah orang-orang yang hebat dalam bercocok tanam, dan itu menjadi warisan turun temurun hingga ke cucu-cucu mereka sekarang, yang sebagian besar masih tetap mempertahankan warisan itu dan bisa menjadi orang yang sukses dengan bertani. Dari hasil pengamatan penulis, daerah Kamojang sangat ideal untuk dijadikan lahan bercocok tanam sayur mayur. Namun demikian, tidak selamanya keuntungan yang didapatkan oleh para petani selalu besar, terbukti dari pernyataan beberapa petani yang penulis jumpai, ada kalanya mereka dapat keuntungan yang sangat besar, ada yang pas-pasan, dan ada juga yang sampai merugi dari bertani. “ah, kieu weh jang tatani mah, kumaha milikna weh…” itu yang salah satu petani katakan saat penulis tanyakan tentang suka duka sebagai petani. Seperti kita ketahui sekarang, dimana harga pupuk dan obat-obatan yang mereka butuhkan sangatlah mahal, belum lagi faktor cuaca dan hama, terkadang menjadi kendala bagi mereka yang mempunyai modal pas-pasan untuk bisa mendapatkan hasil yang baik, belum lagi harga jual hasil kebun mereka yang tidak stabil dipasaran, tak pelak membuat para petani harus pintar-pintar memilih jenis tanaman apa yang harus mereka tanam. Satu hal yang menarik dari percakapan penulis dengan salah seorang petani, beliau mengatakan “Dikeureuyeuh weh jang, untung atanapi rugel mah tos biasa, namina oge usaha, nu penting mah ulah dugika liren usahana, da milik mah saha nu uninga…” . Artinya kurang lebih “dijalani saja, masalah untung dan rugi sudah biasa, namanya juga berusaha, yang penting jangan sampai berhenti untuk berusaha, rezeki itu tidak ada yang tahu…”, sungguh kata-kata yang membangkitkan semangat, disaat keadaan yang tidak menentu seperti sekarang ini, seorang petani terus berusaha dengan mengesampingkan untung dan rugi dari hasil kerjanya, karena beliau yakin rezekinya sudah ada yang mengatur. Berusaha sekuat tenaga, berdo’a untuk hasil yang baik, dan ikhlas dengan apa yang menjadi ketentuan Sang Maha Kuasa, itu intinya. Sebuah pengalaman yang menarik, dan banyak sekali hal baru yang penulis dapatkan dari obrolan ringan pagi itu.

Kampung Pangkalan, Kamojang

Kampung Pangkalan, Kamojang


Dari arah Paseh menuju Dusun Kamojang kita akan disuguhi indahnya pemandangan alam, dengan kondisi jalan utama yang baru dibangun oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Bandung atas gagasan Bupati Dadang M Naser, kedepannya diharapkan bisa menjadi salah satu jalan alternatif menuju Kabupaten Garut dan secara ekonomi akan menguntungkan bagi pengembangan potensi wisata di Dusun Kamojang serta memudahkan akses bagi masyarakat. Jalan yang dibangun dengan tanpa melintasi tanjakan Cukang Monteng yang kemiringannya mencapai 25 derajat diharapkan bisa rampung pada Desember tahun 2015 ini memang akan sangat berpengaruh pada berkembangnya wilayah Kamojang secara menyeluruh dalam segala bidang, Aamiin...

Oke deh, bahasan kali ini penulis cukupkan dulu sampai disini, semoga kedepan penulis bisa share lagi informasi-informasi lain seputar Kamojang supaya temen-temen bisa tahu lebih banyak tentang Kamojang, dan bisa segera berkunjung sekedar untuk berlibur sambil minum kopi bareng penulis…ngarep dot kom

Saat temen-temen berkunjung ke Kampung Kamojang, temen-temen tidak perlu takut kesulitan mencari tempat makan atau sekedar mencari cemilan, saat ini banyak penduduk asli maupun pendatang yang mencoba peruntungannya dengan berjualan, jadi tidak perlu repot-repot bawa bekal dari rumah...hehehe

Terima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak membantu dan ikut andil dalam penulisan artikel kali ini.

Comments

  1. Waahhh, eta geuning Kamoang teh... Sigana enakeunn... keren Om... Iraha tiasa ka kamojang nya.. :D

    ReplyDelete

Post a Comment